Woensdag 15 Mei 2013

Zaman Manusia Purba



Perhitungan genetis mengindikasikan bahwa silsilah kera yang mengarah pada Homo sapiens bercabang dari garis keturunan yang mengarah pada simpanse (kerabat terdekat manusia modern yang masih hidup) sekitar lima juta tahun yang lalu.[8] Menurut para ahli, genus Australopithecine, yang kemungkinan besar merupakan kera pertama yang berjalan tegak, berangsur-angsur menurunkan genus Homo. Manusia modern secara anatomi muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu, dan mencapai pemutakhiran perangai sekitar 50.000 tahun yang lalu.[9]`



Manusia modern menyebar secara cepat dari Afrika menuju kawasan bebas es di Eropa dan Asia sekitar 60.000 tahun yang lalu.[10] Penyebaran pesat umat manusia menuju Amerika Utara dan Oseania terjadi pada klimaks Zaman Es terkini, ketika suhu kawasan pada masa kini sangat tidak layak huni. Akhirnya umat manusia menghuni hampir dari seluruh bagian bebas es di muka Bumi sampai akhir Zaman Es, sekitar 12.000 tahun yang lalu. Makhluk hominid lainnya seperti Homo erectus menggunakan peralatan kayu dan batu sederhana selama ribuan tahun, dan seiring waktu, peralatan yang dipakai terus diperbagus dan lebih kompleks. Pada waktu yang sama, umat manusia mulai menggunakan api untuk memasak dan menghangatkan tubuh. Pada periode Paleolitik, mereka juga mengembangkan bahasa dan repertoar konseptual untuk pemakaman sistematis bagi kerabat yang meninggal dan penghiasan diri bagi yang masih hidup. Ekspresi artistik awal dapat ditemukan dalam bentuk lukisan gua dan ukiran yang dibuat dari kayu atau batu. Selama periode ini, umat manusia bekerja sebagai pemburu-pengumpul makanan, dan pada umumnya hidup nomadik; mereka berburu dan mengumpulkan makanan, dan kerap tinggal berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Kemunculan peradaban


Revolusi Neolitik, bermula sekitar 8.000 SM, ditunjukkan oleh perkembangan pertanian yang mengubah gaya hidup umat manusia secara drastis. Pertanian cocok untuk populasi yang sangat padat, dan pada akhirnya terorganisasi menjadi wilayah berdaulat. Pertanian juga menghasilkan surplus makanan yang mampu menyokong kehidupan orang-orang yang tidak terlibat langsung pada produksi pangan. Perkembangan pertanian menghantarkan manusia pada pendirian kota-kota pertama di dunia. Kawasan tersebut merupakan pusatperdagangan, pabrik, dan kekuatan politik yang hampir tidak menghasilkan pangan dengan sumber daya sendiri. Kota menciptakan simbiosis dengan desa di sekelilingnya. Kota menerima produk pangan dari desa dan sebagai gantinya kota menyediakan produk pabrik serta perlindungan dan kendali militer yang berstrata.[11][12][13]
Perkembangan kota-kota sepadan dengan munculnya peradaban.[14] Peradaban awal muncul pertama kali di Mesopotamia hulu (3500 SM),[15][16] diikuti dengan peradaban Mesir di sepanjang sungai Nil (3300 SM)[4] dan peradaban Harappa di lembah Indus (di masa kini merupakan wilayah Pakistan; 3300 SM).[17][18] Masyarakat tersebut mengembangkan sejumlah karakteristik yang sama, misalnya pemerintahan pusat, struktur sosial dan perekonomian yang kompleks, sistem tulisan dan bahasa yang canggih, dan agama serta budaya yang khas. Aksara merupakan perkembangan penting lainnya dalam perkembangan sejarah manusia, karena mendukung administrasi kota-kota dan membuat pengungkapan gagasan menjadi lebih mudah.
Saat peradaban berkembang menuju bentuk yang lebih kompleks, demikian pula yang terjadi pada agama, dan bentuk pertama dari ragamnya tampak dimulai pada periode tersebut.[19][20][21] Benda-benda tak hidup seperti Matahari, Bulan, Bumi, langit, dan laut kerap didewakan.[22] Ruangan suci didirikan, dan berkembang menjadi pembangunan kuil, lengkap dengan hierarki kependetaan dan jabatan lainnya yang kompleks. Tipikal zaman Neolitik adalah kecenderungan untuk memuja dewa-dewi antromorfis. Salah satu teks keagamaan kuno yang masih lestari adalah Teks Piramida, dibuat oleh bangsa Mesir, yang tertua dibuat sekitar tahun 2400 dan 2300 SM.[23] Berdasarkan ekskavasi di kompleks kuil Göbekli Tepe ("Bukit Perut Gendut") di Turki selatan yang berdiri sejak 11.500 tahun yang lalu, para arkeolog berpikir bahwa keberadaan agama mendahului Revolusi Pertanian daripada muncul setelah revolusi itu dimulai, sebagaimana diasumsikan pada umumnya














Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking